Sore kemarin, sekitar 400 guru SMP bidang bimbingan konseling (bk) se Jakarta mendapat pengenalan cara dahsyat mengajar dengan hipnosis. Acara yang menghadirkan ahli hipnotis, Andri Hakim, berlangsung seru dan mendapat sambutan positif baik dari para guru dan pejabat diknas. Nampaknya teknik hipnosis dalam belajar mengajar masih merupakan hal baru yang tidak sekadar mengundang rasa ingin tahu, tetapi juga menarik untuk dipraktikkan.
Sosok Andri Hakim dikenalkan Moelyono, pemimpin redaksi Visimedia dalam sambutannya sebagai seorang penulis buku-buku hipnosis yang produktif. Beberapa buku yang telah diterbitkan menjadi bestseller, salah satunya Dahsyatnya Hipnosis (ditulis bersama Willy Wong) dan Hypnosis in Teaching. Pria kelahiran Jakarta ini juga seorang praktisi hipnotis bersertifikat yang penting dan cukup populer di Indonesia.
Mengapa seminar ini digelar? Menurut Nani Sudarsyah, mewakili guru bk, seminar yang berlangsung di ruang Graha Citra Caraka, Gedung Telkom, Jakarta ini bertujuan menggali potensi dan meningkatkan kreativitas guru bimbingan konseling dalam belajar mengajar.
Sementara Drs. Budiana, MM, Direktur SMP-SMA Diknas dalam sambutannya mengatakan guru memiliki peran yang strategis dan penting dalam era globalisasi. Untuk itu guru harus mampu membawa anak didiknya menjadi manusia pembelajar. Lebih khusus ia menambahkan bahwa anak didik perlu memiliki kompetensi di era global ini. Inilah tugas berat untuk para guru yang perlu diemban.
Namun pada kenyataan banyak persoalan yang dihadapi baik oleh siswa maupun guru. Beberapa hal contohkan Andri, seperti melihat siswa yang stres menghadapi ujian nasional, ada berita guru stress di Malang yang menganiaya tiga siswa. Selain itu, masih banyak lagi contoh kegagalan proses belajar dan mengajar di kelas, antara guru dan murid. Salah satunya penyebabnya, guru gagal membina kedekatan dengan murid.
Maka solusinya, perlu cara dahsyat dan efektif untuk membangun kedekatan antara guru dan murid. Melalui teknik hipnosis, cara ini cenderung bisa memotivasi baik untuk guru sendiri maupun murid. Aneka teknik hipnosis ini bisa memperbaiki metode belajar-mengajar yang selama ini dirasakan gagal dan tidak efektif. Seperti cara menciptakan suasana nyaman, murid menjadi tertarik dan turut dalam aktivitas belajar. Cara-cara seperti teknik mirroring, locking people in the box, rapport, rahasia kontak mata, dan lainya dipaparkan Andri dalam seminar yang berlangsung kurang lebih dua jam.
Hipnosis sendiri adalah kondisi seseorang menerima saran. Sementara Hypnosis in Teaching sendiri adalah cara-cara hipnosis yang diterapkan secara praktis untuk belajar-mengajar. Dalam seminar ini Andri coba memberikan motivasi dan inspirasi tentang praktik dan teknik mengajar dengan cara yang berbeda, yakni menggunakan metode hipnosis.
Beberapa alat penting untuk membangun keberhasilan pengajar dengan teknik hipnosis, seperti yang diterangkan Andri Hakim di antaranya: building rapport (membangun hubungan bawah sadar), misalnya dengan nafas, gerakan, penampilan pengajar, kalimat pembuka, doa, melantunkan lagu, pantun, dan kata-kata motivasi.
Untuk memasuki pikiran bawah sadar murid, lakukan relaksasi dan fokus. Suasana kelas, kebersihan, kesejukan, pemilihan warna kelas, dan pencahayaan juga berpengaruh. Nah, dalam memberikan sugesti saat belajar, faktor sosok pengajar, imajinasi, metafora, penggunaan pola bahasa, visual, audio, kinestetik, dan penggunaan perintah yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan menghipnosis.
Sementara itu bila menginventaris persoalan belajar dan mengajar, nampaknya memang dihadapkan dengan banyak kendala, terutama dihadapi para guru. Seperti halnya nampak dalam curhat Ibu Tumi yang merasa terlanjur dicap ‘seram’ oleh murid-muridnya. Dalam sesi interaksi dengan Andri Hakim ini, Ibu Tumi menginginkan cara agar terlepas dari pencitraan ‘seram’ dan ‘tegas’ tadi. “Tentang pencitraan, image atau pencitraan itu suatu yang harus dibangun. Salah satu solusinya bisa menggunakan teknik locking people in the box, ” ujar Andri sembari memberikan contoh.
Lain lagi dengan Bu Eki dari SMP 58 Jakarta yang merasa sering terpancing dengan ulah siswa. Untuk solusi persoalan ini Andri Hakim menunjukkan dengan saran jitu, misalnya dengan mengajak guru untuk melakukan perencanaan sejak bangun pagi, melakukan relaksasi dengan membangun pikiran positif, serta mengimajinasikan apa yang akan mereka lakukan di sekolah. “Lakukan hal ini selama 21 hari agar mendapat hasil yang optimal dan ‘sentuhlah’ murid yang bermasalah,” ujar penulis buku Hipnoterapi ini.
Pertanyaan lain hadir dari Ibu Tri dari SMP 29 Jakarta mengenai cara agar guru sama-sama tergerak mempraktikkan hipnosis dan berpikiran positif pada anak didik. “Caranya terapkan salah satu teknik yang ada dalam Hypnosis in Teaching dan ceritakan manfaatnya dengan memberikan contoh,” jawab Andri.
Yang jelas salah satu tujuan dari Hypnosis in Teaching adalah menghadirkan sosok guru yang bijak, bisa membina keharmonisan dalam belajar, dan menjadikan guru yang luar biasa, serta dikenang positif oleh peserta didiknya.
Beberapa penanya mendapatkan doorprize berupa bingkisan dari PT Telkom. Acara ini terselenggara berkat kerjasama dengan penerbit Visimedia, Diknas, Wisdom Hyposis, dan PT Telkom.
Sebelumnya sekitar 300 guru penilik dan pengawas sekolah (TK – SMA) se-DKI telah mendapat siraman Hypnosis in Teaching dengan pembicara Moelyono (Visimedia) dalam seminar yang digelar di gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi DKI (Rabu, 06 Oktober 2010).
Salam hipnosis dan ayo praktikkan teknik mengajar dengan hipnosis.