Nah, ada fakta yang memprihatinkan tentang minimnya jumlah buku yang diterbitkan di Indonesia dalam satu tahun. Dari catatan Hikmat Kurnia, jumlah buku yang diterbitkan ada 12000 per tahun. Berangkat dari fakta ini, para pekerja perbukuan di bawah kelompok Agromedia tergerak berburu ke beberapa kampus di daerah untuk coba menemukan penulis-penulis lokal. Lewat workshop penulisan dan talkshow, beberapa event tergelar di UNJ, Universitas Tarumanegara, Universitas Jenderal Sudirman (Purwokerto), Universitas Diponegoro (Semarang), hingga Universitas Airlangga (Surabaya).
Senin, 16 Juni 2008 lalu, workshop penulisan untuk umum digelar di Auditorium lantai dua Fakultas Ilmu
Dalam workshop juga dibahas pula buku-buku yang diminati dan kurang diminati penerbit. Misalnya, untuk tema sastra, penerbit buku cukup selektif dan membatasi tema-tema sastra. Selain melihat bahwa buku-buku sastra di Indonesia peminatnya terbatas, juga karena booming tema sastra yang sulit diprediksi. Bukan berarti buku bertema sastra pasti ditolak oleh penerbit. Memang tak menutup kemungkinan buku-buku sastra yang menjual dan bertema "menarik" akan diterbitan.
Workshop penulisan untuk umum ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai fakultas. Sebagian besar datang dari Fakultas Ilmu Budaya, jurusan sastra Indonesia. Sebenaran soal menulis bukanlah hal yang baru bagi sebagian peserta workshop. Sebab, di jurusan sastra, mata kuliah penulisan kreatif selalu tersaji.
Namun, yang menarik dari workshop penulisan ini adalah cara Dipo Tanudi mengandaikan aktivitas menulis yang dipunduh dari keprigelan seorang seniman besar Michelango.Dengan melihat karya patung berjudul David (Nabi Daud) di Kapel Sistine di Roma, kita bisa mulai belajar menulis. Patung setinggi setinggi 14 kaki itu dipahat dengan halus dan sempurna, persis serupa manusia. Nampak kecermatan menandakan keindahan dan kesempurnaan sebuah karya patung.
Begitupun dalam menulis. Perencanaan yang baik dan cerdas adalah langkah awal yang menyertai usaha penulisan. "Mulailah dengan menemukan malaikat dalam diri Anda, yakinlah Anda bisa, ajaklah tangan dan kepala untuk bekerjasama," ujar Tanudi coba menginspirasi peserta workshop. Selanjutnya "merebut hati penerbit" pun menjadi tema yang tak menarik. Juga soal sistem pembayaran royalti, oplag, dan buku-buku yang diminati penerbit.
Tanudi juga coba menyampaikan bahwa menulis tak harus berbakat dan menulis tak dibatasi usia. Sebab menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa dilakukan siapapun.
Posisi salah dalam menyusui akan berdampak bayi tidak cukup mendapat asupan ASI. Efeknya bisa menyebabkan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku masakan terbitan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku parenting terbitan…
Foto http://ad.rekrutmen-tni.mil.id/ Ini panggilan khusus dari negara untuk kamu yang saat ini berusia 17--22 tahun.…
Berbincang “Kari”, bisa mengacu pada tiga makna. Pertama, kari sebagai masakan. Kedua, nama daun Kari.…
Banyak jenis puding yang biasanya terbuat dari bahan agar-agar. Untuk resep kali ini, puding tidak…