Mendengar nama Jack The Ripper tentunya akan mengarahkan pikiran kita pada pembunuhan sadis yang terjadi di Inggris tahun 1888. Pembunuhan yang melibatkan beberapa korban wanita tunasusila itu telah menjadi momok paling menakutkan bagi warga Inggris—khususnya London—saat itu.
Julukan Jack The Ripper pertama kali muncul, setelah sebuah surat yang ditulis oleh seseorang yang mengaku pembunuh tersebar di media massa. Awalnya, sebagian warga London menduga bahwa surat tersebut hanyalah tipuan belaka. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya.
Korban-korban mulai berjatuhan. Dimulai dari Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes, hingga Mary Jane Kelly. Kelima wanita tunasusila itu korban Jack The Ripper itu menemui ajalnya dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Bertahun-tahun polisi mencoba mengungkap siapa sebenarnya Jack The Ripper ini. Beberapa nama sudah dikantongi oleh pihak berwajib, namun semuanya tidak memiliki cukup bukti sebagai Jack The Ripper.
Namun, setelah 126 tahun berlalu, fakta mengejutkan tentang Jack The Ripper datang dari seorang pengusaha bernama Russel Edwards. Edwards membeli sebuah selendang di badan lelang khusus barang-barang langka. Belakangan, Edwards baru mengetahui bahwa selendang yang dia beli adalah milik Catherine Eddowes, korban keempat Jack The Ripper.
Konon, selendang itu dipakai Eddowes saat pembunuhan terjadi. Tak heran, Edwards menemukan bekas darah mengering di selendang yang dia beli. Edwards pun meminta bantuan dr. Jari Louhelainen—seorang dokter ahli genetika terkenal dunia—untuk memastikan darah siapa yang tertinggal di selendang itu.
Berdasarkan penelitian Louhelainen itulah teka-teki yang selama ini terpendam menemukan jawabannya. Adalah Aaron Kosminski—seorang imigran Yahudi-Polandia, yang sebelumnya juga pernah diduga sebagai Jack The Ripper oleh Kepala Inspektur Donald Swanson.
Di Whitechapel, Kosminski bekerja sebagai tukang cukur rambut. Meski polisi London tidak mempunyai bukti yang cukup kuat untuk menyeret Kosminski ke penjara, ia harus mendekam di rumah sakit jiwa karena menderita skizofrenia hingga menemui ajalnya di sana.
Sayangnya, penemuan Edwards dan Louhelainen diragukan oleh beberapa pihak. Alasannya, selendang milik Eddowes tersebut sudah pasti telah dipegang dan disentuh banyak orang.
Lantas, bagaimana pendapat Anda?
Posisi salah dalam menyusui akan berdampak bayi tidak cukup mendapat asupan ASI. Efeknya bisa menyebabkan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku masakan terbitan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku parenting terbitan…
Foto http://ad.rekrutmen-tni.mil.id/ Ini panggilan khusus dari negara untuk kamu yang saat ini berusia 17--22 tahun.…
Berbincang “Kari”, bisa mengacu pada tiga makna. Pertama, kari sebagai masakan. Kedua, nama daun Kari.…
Banyak jenis puding yang biasanya terbuat dari bahan agar-agar. Untuk resep kali ini, puding tidak…