Beragam perbedaan mahzab dalam Islam rentan menimbulkan konflik perpecahan. Hal ini tidak saja terjadi di media sosial, dalam sejarah umat Islam pun sudah membuktikannya. Hal ini mesti diwaspadai, sebab sejarah mengatakan perang saudaralah yang mudah membuat sebuah umat atau bangsa hancur.
Banyaknya mahzab atau aliran jangan sampai membuat umat Islam di Indonesia tercerai-berai. Namun, umat Islam di Indonesia tidak mudah terpecah. Sebagian dibuktikan dengan bersatunya umat Islam dalam aksi damai 411 (4 November 2016) dan 212 (2 Desember 2016). Aksi ini relatif aman dan damai, walaupun sempat ada aksi “provokasi” . Ukhuwah Islamiyah tampak jelas terlihat ketika aksi damai 411 dan 212.
Terlepas dari ada atau tidaknya agenda politis di baliknya, aksi yang dikhawatirkan merusak persatuan ini, membuktikan sebaliknya. Aksi berlangsung teduh dan damai. Aksi damai ini gagal ditunggangi para perusuh atau aksi makar sekelompok orang. Aksi damai ini bukanlah demontrasi yang dapat berujung kerusuhan. Bukan pula aksi seperti “Perang Badar” yang dihembuskan oknum-oknum yang ingin memanfaatkan umat Muslim.
Sahabat saleha, tentu umat Islam tidak ingin tercerai-berai seperti negeri-negeri lain. Kita tentu saja tidak ingin seperti konflik di India, Pakistan, ataupun Suriah. Seperti kita ketahui, Suriah dahulu mirip Indonesia, penduduknya ramah dan bangunan-bangunan modern mewarnai kota. Namun, akibat “fitnah” dan adu domba, rusaklah tatanan kehidupan pendudukan Suriah. Semoga Indonesia dijauhkan dari konflik seperti ini, naudzubillah min dzalik.
Masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim kian sadar akan kebhinekaan dan keberagaman sebagai kekayaan bangsa. Perbedaan dianggap sebagai rahmat, bukan sebagai suluh konflik. Perbedaan tetap menyatukan umat Muslim Indonesia.
Seperti kita ketahui, dalam Islam dikenal adanya ukhuwah Islamiyah (mengakui persaudaraan sesama umat Muslim) dan ukhuwah wataniyah (saling menjaga kerukunan antarumat beragama). Lewat dua hal ini, harapannya umat Muslim terus menjaga dan menjalin hubungan persatuan, baik antarumat maupun sesama Muslim.
Dalam ajaran Islam, kedamaian adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia. Islam mementingkan keselamatan dan perdamaian, juga selalu menyeru kepada umat manusia agar selalu hidup rukun dan damai. Islam sebagai rahmat bagi alam semesta; agama yang Rahmatan lil Alamin.
Kutipan artikel di atas diambil dari buku “Mengetuk Pintu Langit”. Buku ini berisi kesaksian 12 peserta aksi bela Islam 411 dan 212 tahun lalu. Aksi ini membuat takjub tidak saja siapa saja yang mengikuti dan menonton. Aksi ini berangkat dengan damai dan berakhir dengan damai pula.
foto: Istockphoto
Posisi salah dalam menyusui akan berdampak bayi tidak cukup mendapat asupan ASI. Efeknya bisa menyebabkan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku masakan terbitan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku parenting terbitan…
Foto http://ad.rekrutmen-tni.mil.id/ Ini panggilan khusus dari negara untuk kamu yang saat ini berusia 17--22 tahun.…
Berbincang “Kari”, bisa mengacu pada tiga makna. Pertama, kari sebagai masakan. Kedua, nama daun Kari.…
Banyak jenis puding yang biasanya terbuat dari bahan agar-agar. Untuk resep kali ini, puding tidak…