Sebenarnya banyak fakta sejarah yang belum terungkap dan serba tertutupi, terutama saat rezim Orde Baru berkuasa. Begitu rapinya, hanya segelintir orang yang mengetahui fakta dan kebenaran yang terjadi. Misalnya, berapa ratus orang tahanan politik (anggota PKI) yang dibunuh tanpa diadili. Bagaimana sesungguhnya peralihan kekuasaan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto terjadi, hanya sedikit orang yang tahu. Bagaimana pula nasib aktivis dan seniman Wiji Thukul yang lenyap tak berjejak. Maka sebenarnya, penyembunyian ataupun penyimpangan fakta sejarah yang sesungguhnya bisa menjadi preseden buruk bagi sebuah bangsa. Dan ini seringkali terjadi di Indonesia.
Maka, buku semacam ini–Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66–yang berani menyingkap kebenaran nyata sejarah sangat diperlukan oleh semua elemen bangsa. Tak saja oleh para akademisi atau sejarahwan, tapi juga oleh anak muda. Ingatlah "Jasmerah" (jangan lupakan sejarah), sebuah pesan penting dari Bung Karno. Dan upaya pelurusan sejarah dalam buku tersebut (dari pelaku sejarah Maulwi Saelan) memberikan sumbangan yang besar bagi bangsa ini.
Menurut sejarahwan Dr Asvi Warman Adam dalam pengantar buku ini, Saelan adalah seorang penjaga gawang kesebelasanIndonesia, pengawal kemerdekaan Indonesia, pengawal presiden pertama, dan pengawal pendidikan generasi muda. Nah, setelah kejatuhan Bung Karno, banyak penangkapan orang-orang yang berpihak kepadanya. Termasuk Maulwi Saelan yang dijebloskan ke tahanan beberapa tahun pada awal Orde Baru.
Keunggulan buku ini seperti yang disebutkan Dr Asvi Warman Adam karena terlampirnya secara detail arsip dan dokumen penting, misalnya inventaris barang-barang milik Soekarno berupa ratusan buku, bahkan kekayaan di bank.Terdapat pula daftar obat yang dikonsumsi Bung Karno (xii). Dalam daftar harta yang ditinggalkan begitu saja di Istana Merdeka, terdapat banyak kemeja Arrow dan jam-jam Rolex, serta ada juga emas batangan. Asvi mempertanyakan keberadaan harta yang ditinggalkan begitu saja itu.
Dalam prakata buku ini, Maulwi Saelan, mengatakan, "Buku ini berkaitan erat dengan revolusi fisik bangsa Indonesia hingga hari-hari terakhir bersama Bung Karno, yang dipenuhi hujatan dan penghinaan semena-mena oleh "para pahlawan Orde Baru." Dan tudingan kesalahan yang tidak pernah dibuktikan secara hukum, Bung Karno ditumbangkan lewat mengobarkan semangat kebencian atas dirinya. Tulis Maulwi Saelan pada halaman xv.
Buku ini berisi kronik sejarah yang cukup lengkap dari saksi sejarah Maulwi Saelan, wakil komandan Tjakrabirawa. Dibuka dengan biografi pribadi Maulwi Saelan yang sarat dengan romantika sejak ia menggemari sepak bola hingga ia terlibat revolusi fisik mengusir Belanda pasca 1945. Pendek kisah, pria kelahiran Makasar 1926 ini dipercaya menjadi pengawal Bung Karno. Dan drama politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia pun tersimak jelas oleh Saelan sebagai seorang pengawal Presiden Soekarno. Dalam buku ini juga diulas beragam kronologis sejarah termasuk penyimpangan Supersemar oleh Soeharto.
Selain narasi yang mengalir, buku ini sarat dengan pendokumentasian yang baik dari seorang Maulwi Saelan. Buku Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa: Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66 ini diterbitkan oleh Visimedia Pustaka.
Posisi salah dalam menyusui akan berdampak bayi tidak cukup mendapat asupan ASI. Efeknya bisa menyebabkan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku masakan terbitan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku parenting terbitan…
Foto http://ad.rekrutmen-tni.mil.id/ Ini panggilan khusus dari negara untuk kamu yang saat ini berusia 17--22 tahun.…
Berbincang “Kari”, bisa mengacu pada tiga makna. Pertama, kari sebagai masakan. Kedua, nama daun Kari.…
Banyak jenis puding yang biasanya terbuat dari bahan agar-agar. Untuk resep kali ini, puding tidak…