Ahmad Masruri, penulis buku ‘produktif’ khususnya buku-buku metafisika bersama Andri Hakim, ahli hipnoterapis, sore kemarin (Sabtu, 4 September 2010) membagikan pengetahuan rahasia ilmu santet dan hipnosis di Gramedia Matraman, Jakarta. Acara yang digelar penerbit Visimedia, Distributor Transmedia, dan Gramedia Matraman ini membedah buku Hipnoterapi dan The Secret of Santet.
Talkshow yang dipandu Moelyonov, pemimpin redaksi Visimedia nampak antusias dan interaktif.
Santet sendiri sudah menjadi masalah sosial dan merupakan isu yang setia bertahan hingga era modern ini. Santet yang merebak ke wilayah sosial dan budaya masyarakat ini, menurut Ahmad Masruri, lebih kentara pada isunya hingga dengan mudah dimanfaatkan oleh oknum atau dukun santet palsu. “Santet 95% palsu, 5% asli. Ini menunjukkan bahwa santet itu tetap ada walau pemilik ilmu santet yang asli jumlahnya sangat sedikit,”ujar penulis kelahiran Pati ini.
Penulis puluhan buku tenaga dalam dan metafisika ini, membuka diskusi ini dengan asal usul istilah santet, sekilas sejarah santet, alasan santet digunakan, waktu efektif santet bekerja, dan selingan cerita-cerita seputar santet di dunia persaingan bisnis, politik, dan karier. “Ilmu santet sebenarnya, ilmu yang bebas nilai. Namun saat ilmu ini dilepaskan untuk kepentingan dendam, ilmu ini menjadi ilmu yang jahat,” tegas Ahmad Masruri.
Lalu jenis santet seperti apa yang paling berbahaya? Menurut Masruri, santet yang berbahaya adalah santet yang berdasarkan logika. Ia mencontohkan penggunaan santet dengan menggunakan racun yang dimasukkan ke minuman, ritual memakan kolang-kaling yang getahnya sangat gatal bila diludahkan ke kulit orang lain, dan metode ‘melecehkan’ simbol-simbol agama (seperti yang pernah terjadi saat runtuhnya Majapahit oleh Kesultanan Demak).
Tentang masuknya ‘benda-benda asing’ pada korban santet, Masruri mengakui belum menemukan penjelasan ilmiahnya. Ia menyebutnya teknik dematerialisasi ini belum bisa diuraikan secara akal. Saat penulis ini bertanya pada pelaku-pelaku santet di wilayah Lumajang, mengatakan tidak tahu. “Saya tidak tahu Pak, tugas saya hanya ‘membaca’ dan memfokuskan. Tentang masuknya benda-benda itu saya tidak tahu,” kisah Masruri menirukan pengakuan narasumbernya.
Mbah Roso juga menularkan tip lain seperti, “Untuk pencegahan, meditasi, olahnapas, olahraga, dan doa yang khusuk bisa untuk menangkal santet,” ujar pria berbadan tegap ini. Soal kapan santet efektif menyerang, sedikit diulas oleh Mbah Roso. Ia juga mengingatkan pada peserta talkshow saat kondisi pikiran seseorang mulai kacau, badan pegal-pegal, dan gelisah agar waspada. Ia juga menyebutkan pukul 10, 11, dan 12 malam merupakan waktu yang tepat santet ‘masuk’.
Hipnoterapi
Pada awal diskusi Andri Hakim memaparkan definisi hipnosis dan perbedaannya dengan
Saat menjawab pertanyaan soal building rapport (membangun kedekatan dengan klien), Andri memberikan beberapa contoh melalui berbagai teknik seperti resonansi dan mirroring. Kedua teknik ini sering ia gunakan saat pertama kali bertemu klien. Selanjutnya, bila si klien mulai merasa dekat dan merasa nyaman, sesi hipnosis bisa mulai dilakukan. Untuk kasus ini ia mencontohkan pada klien yang perlu di terapi lewat hipnosis.
Pandangan berbeda soal santet juga diulas oleh Andri Hakim. Menurut Andri, pada dasarnya santet, gendam, itu hanya istilah saja. Untuk menerapi korban yang merasa tersantet. Ia menggunakan metode ‘perusakan’ belief system pada pasien yang terlanjur percaya santet.
“Terkena santet atau bukan, ibu bersedia dihipnosis kan?” ujar penulis buku Hipnoterapi ini menyakinkan pasiennya. Selanjutnya ibu yang sudah dalam kondisi masuk ke alam bawah sadar diterapi merasakan ada paku panjang yang masuk di punggungnya. Lewat komunikasi dan visual imajinasi, Andri Hakim seolah-olah mencabut paku itu. Ibu itu pun merasa badan lebih nyaman. Dalam kasus ini, Andri mengategorikan dalam persoalan psikosomatis yang terjadi pada pasiennya.
Talkshow ini berlanjut sore tadi (Minggu, 5 September 2010) pukul empat sore di Gramedia Cinere, Jakarta. Meski tidak dihadiri para tokoh paranormal dan hipnosis, talkshow di Gramedia Cinere tetap ramai dan mendapat sambutan yang meriah dari pengunjung talkshow.
Setidaknya melalui dua talkshow ini ada pelajaran yang bisa kita ambil. Pertama dengan waspadai penipuan berkedok hipnosis dan santet. Kedua, membentengi diri dan keluarga serta isu-isu yang menyesatkan seputar santet dan hipnosis, serta acara mencegahannya.
Kedua, melengkapi pengetahuan seputar hipnosis dan santet. Nah, buku-buku seperti Hipnoterapi,
Posisi salah dalam menyusui akan berdampak bayi tidak cukup mendapat asupan ASI. Efeknya bisa menyebabkan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku masakan terbitan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku parenting terbitan…
Foto http://ad.rekrutmen-tni.mil.id/ Ini panggilan khusus dari negara untuk kamu yang saat ini berusia 17--22 tahun.…
Berbincang “Kari”, bisa mengacu pada tiga makna. Pertama, kari sebagai masakan. Kedua, nama daun Kari.…
Banyak jenis puding yang biasanya terbuat dari bahan agar-agar. Untuk resep kali ini, puding tidak…