Anda pasti sudah mendengar istilah “pelet”? Ya, menurut anggapan banyak orang, pelet merupakan ajian yang bisa menyihir seseorang agar jatuh cinta kepada orang yang dituju. Asumsi lainnya, pelet merupakan wilayah kegelapan, tentang metode “memengaruhi” orang lain hingga berdampak pada perilaku yang menjadi “tidak wajar”.
Pelet bersumber dari kekuatan energi manusia. Ia bisa menjadi kekuatan yang positif atau negatif, tergantung siapa yang menggunakan dan digunakan untuk kepentingan apa. Posisi pelet seperti obat bius. Di tangan orang yang berkompeten memegangnya, misalnya dokter, dalam ukuran yang tepat, obat bius menjadi alat yang justru membantu sesama dari sisi kemanusiaan. Sebaliknya, jika bius itu dipegang orang yang tidak berkompeten, apalagi dalam ukuran yang berlebihan, obat bius juga menjadi alat yang dapat merusak kemanusiaan.
Dikisahkan, di sebuah lembaga pendidikan SMK pernah dilakukan razia ponsel terhadap siswanya. Di dalam operasi itu, tidak ditemukan hal-hal yang tidak baik dalam ponsel siswa. Namun, malah ditemukan sejenis jimat dari dalam tas dan dompet beberapa siswa. Bentuknya beragam, mulai dari yang tulisan Arab atau rajah, pusaka kecil berbentuk tokoh pewayangan, beberapa batu akik, dan bagian dari tubuh manusia seperti gulungan rambut dan sebagainya.
Pada saat, operasi itu, hal yang lebih mengejutkan adalah ditemukannya jimat yang diduga sebagai sarana pelet. Benda itu berbentuk foto wanita yang ditempeli bunga yang diikat dengan kain putih. Hal yang lebih mengejutkan lagi, sebagian dari jimat itu justru ditemukan dalam tas siswa dari jurusan mesin. Hal itu menunjukkan bahwa seseorang dengan basik teknologi pun ternyata tidak menghilangkan sifat asalnya sebagai bangsa Timur.
Selain jimat milik anak-anak SMK itu, ada kisah lebih tragis yang dialami oleh salah satu politikus dari salah satu partai besar pada masa-masa awal reformasi. Politikus itu mempunyai gelar berderet dan dikenal sebagai tokoh pendidikan di salah satu provinsi. Namun, saat bertemu dan berkonsultasi dengan saya terkait jimat yang selalu dibawanya, yang terjadi justru gelak tawa.
Ternyata, ia menyimpan jimat yang disimpan dalam bolpoin dan selalu dibawa ke mana pun ia pergi. Benda itu pula yang diyakini “ikut terlibat” dalam memudahkan urusan-urusan politiknya. Setelah saya teliti, ternyata jimat itu bagian dari bunga rumput yang banyak hidup di pinggir-pinggir jalan. Sifat alami dari bunga rumput kering itu yang bergerak-gerak ketika terkena air menyebabkan politikus yang sekaligus intelektual itu menganggapnya sebagai suatu keajaiban.
Jenis rumput kering ini oleh sebagian orang sering dieksploitasi sebagai “buluk perindu” yang konon memiliki kekuatan pelet. Seiring dengan perkembangan zaman, urusan pelet (ternyata) mulai melebar ke wilayah industri, politik, motivasi, dan wawasan. Oleh karena itu, tulisan yang mengupas tuntas sisi-sisi pelet dirasa perlu agar kita tidak terjebak dalam pemahaman pelet secara hitam putih. Terkait dengan perihal halal haram yang jika diperdebatkan untuk “rebutan benar” itu, tentunya tidak akan pernah terselesaikan.
Salah satu sebab pelet dipahami secara teks book itu lebih disebabkan buku yang membahas pelet itu pada umumnya berasal dari buku yang dijajakan di kios kaki lima yang hanya berisikan teks mantra dan cara tirakatnya. Bahkan, teknik penyajiannya pun sering kali vulgar sehingga pembaca tidak mendapatkan informasi secara utuh tentang hal-hal lain seputar dunia pelet.
Dalam buku “Rahasia Pelet” ini, A. Masruri terlah menyuguhkan informasi pelet secara utuh. Mulai dari sejarah ilmu pelet, cara menangkal pelet yang negatif, mendeteksi gejalanya, teknik membangkitkan karisma yang positif, mengenal benda-benda yang memiliki energi pelet, tentang pelet dan sarananya dari sisi agama, budaya dan psikologis, dan dilengkapi hasil penelitian awal terhadap benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan magis melalui pemotretan dengan foto aura, uji coba dengan tenaga dalam (prana) dan “mata ketiga” yang melibatkan praktisi reiki dan yoga.
Buku yang diterbitkan VisiMedia ini akan mengungkap rahasia pelet dari dalam yang terselubung. Tujuannya, agar Anda mengetahui secara pasti tentang pelet dari berbagai sudut pandang secara objektif.
