Bagi Anda yang menyukai novel detektif dan kriminal, pasti sudah tidak asing lagi dengan tokoh Sherlock Holmes, John Watson, Hercule Poirot, atau Detektif Dupin. Mereka semua adalah tokoh karangan penulis dunia, yaitu Sir Arthur Conan Doyle, Agatha Christie, dan Edgar Allan Poe. Di balik kisah yang mereka karang, apakah ada kasus kejahatan nyata yang benar-benar menimpa mereka dan diselidiki ala detektif?
Pertanyaan di atas menggelitik pikiran Muthia Esfand, penulis buku Beyond Sherlock Holmes. Dia penasaran, apakah penulis cerita detektif juga mengalami kejadian kriminal seperti tokoh yang mereka buat. Lalu, dia juga bertanya-tanya, jika memang ada, apakah mereka memecahkannya dengan cara penyelidikan mendalam seperti tokoh detektif? Semua pertanyaan ini terangkum dan terjawab dalam buku Beyond Sherlock Holmes. Penasaran bagaimana Muthia memproses semuanya dalam bentuk buku? Yuk, simak hasil wawancara Visimedia dengan Muthia Esfand berikut ini.
Sumber foto: charlespaolino.files.wordpress.com
Bagi Anda yang menyukai novel detektif dan kriminal, pasti sudah tidak asing lagi dengan tokoh Sherlock Holmes, John Watson, Hercule Poirot, atau Detektif Dupin. Mereka semua adalah tokoh karangan penulis dunia, yaitu Sir Arthur Conan Doyle, Agatha Christie, dan Edgar Allan Poe. Di balik kisah yang mereka karang, apakah ada kasus kejahatan nyata yang benar-benar menimpa mereka dan diselidiki ala detektif?
Pertanyaan di atas menggelitik pikiran Muthia Esfand, penulis buku Beyond Sherlock Holmes. Dia penasaran, apakah penulis cerita detektif juga mengalami kejadian kriminal seperti tokoh yang mereka buat. Lalu, dia juga bertanya-tanya, jika memang ada, apakah mereka memecahkannya dengan cara penyelidikan mendalam seperti tokoh detektif? Semua pertanyaan ini terangkum dan terjawab dalam buku Beyond Sherlock Holmes. Penasaran bagaimana Muthia memproses semuanya dalam bentuk buku? Yuk, simak hasil wawancara Visimedia dengan Muthia Esfand berikut ini.
Bakat menulis Muthia ternyata sudah ada sejak dia masih kecil. Muthia mulai tertarik menulis sejak kelas 2 SD & sudah tersihir oleh buku-buku petualangan Trio Detektif, Lima Sekawan, dan Jip en Janneke. Dia merasa tidak puas jika hanya membaca saja tanpa menulis. Saat itu, dia sedang suka dengan majalah Bobo dan Donald Bebek. Kemudian, dia terpikir untuk membuat majalah dari kumpulan Bobo dan Donald Bebek.
“Pada suatu hari, aku iseng gunting-gunting beberapa karton bekas. Kulipat dan kubuat jadi kayak majalah, terus bagian yang kosong aku tulisin sendiri pakai pulpen, ada rubrik-rubriknya seperti format majalah, haha. Ada rubrik ‘dari redaksi’, rubrik puisi, rubrik cerita, dan entah apa lagi, aku sudah lupa. Nama majalahnya ‘Cembel’ alias cermat belajar. Nggak tahu juga dapat inspirasi dari mana. Ketika ibuku lihat, besoknya langsung dibeliin notes kecil buat aku corat-coret,” kenangnya.
Mengenai buku Beyond Sherlock Holmes, dia mengatakan bahwa buku ini sebenarnya lahir dari rasa penasarannya selepas membaca novel detektif. Setelah mencari tahu, Muthia mendapatkan jawabannya, “Ternyata, sebagian besar kasus dalam cerita-cerita detektif dunia adalah rekaan semata. Namun, ada juga yang terinspirasi dari kasus nyata, bahkan kasus yang ditelusuri atau dialami sendiri oleh sang penulis.”
Berbicara tentang kendala, pasti tiap penulis memiliki kendalanya masing-masing. Bisa berupa tenggat waktu, tidak adanya mood menulis, sulit mendapatkan inspirasi, dan lainnya. Lain halnya dengan Muthia. Dia tidak kesulitan mencari inspirasi karena inspirasinya adalah rasa penasarannya itu sendiri. Selain itu, dia juga suka mendapatkan inspirasi dari hasil diskusi dengan teman, menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, dan dari pengalaman sehari-hari. Justru, dia mengaku memiliki kendala tentang riset penulisan. “Mencari sumber dan materi penulisan yang paling susah, terutama kalau kasusnya tidak populer atau berasal dari masa yang lumayan lampau,” ujar Muthia.
Ada cita-cita Muthia yang belum tercapai saat ini, yaitu menulis cerita detektif karya sendiri. Dia juga berharap, semoga semakin banyak penulis yang bermunculan dengan ide-ide variatif dan membahagiakan. Di akhir wawancara, Muthia berpesan, “Jika rasa penasaran memenuhi pikiranmu, hingga membuat dunia di sekitarmu dipenuhi subjek tak terpecahkan itu saja, telusurilah. Mulai dari hal terdekat yang paling sederhana.”
Apakah Anda juga penasaran seperti Muthia? Baca kumpulan kisah nyata para detektif dunia dalam buku Beyond Sherlock Holmes karya Muthia Esfand. Kasus nyata mereka jauh lebih rumit dibandingkan dengan kasus imajinasi yang mereka buat.