Les Misérables merupakan buah pena dari kejeniusan Victor Hugo yang telah mengantarkannya menjadi seorang penulis fiksi roman paling berpengaruh pada masanya. Novel fenomenal ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan diterbitkan di berbagai negara. Karenanya, pengaruh Les Misérables tidak hanya di Prancis, tapi juga meluas ke negara-negara lain di benua Eropa dan Amerika. Kenapa Les Misérablet sebegitu dahsyatnya?
Les Misérables ditulis secara apik dalam kurun waktu 20 tahun dengan plot yang sangat panjang. Tidak heran, Les Misérables masuk ke dalam salah satu novel terpanjang di dunia. Victor Hugo sengaja menulisnya untuk tujuan besar yang terilhami oleh kondisi negara dan masyarakat Prancis yang selalu dilanda peperangan dan konflik sosial-ekonomi yang memprihatinkan.
“Saya tidak tahu apakah Les Misérables akan dibaca semua orang, tetapi novel ini memang saya tujukan untuk semua orang. Untuk Inggris dan Spanyol, untuk Italia dan Prancis, untuk Jerman dan Irlandia, negara-negara republik yang menghimpun budak, sama seperti kekaisaran yang memiliki sahaya. Permasalahan sosial sudah melampau batas. Cedera yang dialami umat manusia, luka menganga yang memperburuk dunia, tidak berhenti sampai di garis biru dan merah yang digambar di atas peta, tetapi berlanjut ke mana pun manusia pergi dalam ketidaktahuan atau keputusasaannya, ke mana pun perempuan pergi menjual dirinya untuk mendapatkan roti, kapan pun anak-anak merasa kekurangan bahan bacaan agar bisa belajar dari hati yang hangat. Les Misérables mengetuk pintu dan berkata, ‘Bukalah, aku ada di sini untukmu…’,” ungkap Victor Hugo.
Kisah-kisahnya ditulis dengan memunculkan karakter orang-orang yang pernah bersinggungan dengannya. Karakter Jean Valjean terinspirasi oleh Eugéne François Vidocq, seorang mantan kriminal yang kemudian berubah menjadi penegak hukum sampai akhirnya menjadi kepala Departemen Investigasi Kepolisian Prancis sekaligus pendiri agensi detektif swasta pertama di Prancis. Vidocq pernah menyelamatkan seorang karyawan pabrik kertas miliknya dari gerobak yang menimpanya, hal yang juga dilakukan Valjean di dalam salah satu bagian cerita.
Tokoh Fantine ia dapatkan dari pengalamannya menyelamatkan seorang perempuan pekerja seksual yang ditahan atas tuduhan penyerangan. Salah satu bagian ceritanya yang mengisahkan tentang pencurian roti, ia dapatkan dari kesaksiannya melihat penahanan seorang pencuri roti, sementara seorang duchess dan anaknya menyaksikan pemandangan tersebut tanpa rasa iba dari dalam kereta kudanya. Adapun bagian Perang Waterloo, ia tulis pada masa eksil di sekitar Waterloo.
Pengalamannya terlbiat langsung dalam peristiwa pemberontakan Prancis tahun 1832 dan tahun 1848 membuatnya mampu menceritakan sejarah kedua peristiwa itu dengan sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan sejarahwan dari penulis kisah sejarah. Dia juga berharap agar pembaca memahami sejarah Prancis dengan kacamata yang tidak biasa. Mungkin bagian-bagian potret sejarah dan fenomena sosial yang menyentuh perasaan pembaca yang berhasil diangkatnya adalah faktor terbesar yang membuat Les Misérables menjadi dahsyat.
Tidak aneh, sejak pertama kali diluncurkan, Les Misérables langsung habis terjual hanya dalam hitungan jam. Fantastis..! Bagi Anda yang penasaran ingin membaca Les Misérables, VisiMedia telah menerbitkannya ke dalam dua bagian, yaitu Les Misérables: Jean Valjean – Fantine dan Les Misérables 2: Cosette.
Seperti apa jalan ceritanya? Resensinya dapat Anda baca di dalam Les Misérables: Fight, Dream, Hope, & Love