Shopping Cart

Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Blog

Cara Mendidik Anak agar Menjadi Jenius

mencetak-superman-masa-depan

mencetak-superman-masa-depanAnak adalah anugerah titipan Tuhan yang diberikan kepada kita. Anak dilahirkan dari kita, tapi bukan berarti anak adalah sama dengan diri kita. Anak merupakan pribadi yang berbeda dan unik. Setiap anak terlahir memiliki segala potensinya sebagai bekal masa depannya. Anak juga memiliki minatnya masing-masing. Karenanya, dalam pendidikan anak, orangtua atau pendidik tidak boleh mendikte minat dan potensinya. Jika demikian, apa yang harus dilakukan?

 

Bantulah mereka menemukan potensi besar yang terdapat di dalam dirinya. Salah satunya ialah jangan membunuh impian mereka melalui metode yang salah. Misalnya, ketika mereka menjawab astronot, pilot, dokter, insinyur, atau guru, pada saat ditanya tentang cita-cita mereka pada usia di bawah lima tahun. Kenyataannya, impian mereka kita hancurkan pada usia 6—10 tahun. Mengapa bisa begitu?

Berdasarkan hasil penelitian, usia di bawah lima tahun dipercaya sebagai usia emas. Usia tersebut merupakan usia emas dalam impian anak. Setelah melewati usia lima tahun, dan mulai masuk SD, pelajaran pun mulai serius. Bangun harus lebih pagi dan mulai ada banyak pekerjaan rumah. Ketika anak tidak mau bangun pagi, orangtua sering berkata, “Kalau mau jadi astronot, harus bangun pagi.” Pernyataan ini juga terus berlangsung ke hal lainnya, “Kalau mau jadi astronot, harus rajin belajar.” Atau “Kalau mau jadi astronot, jangan tidur malam-malam.” Akhirnya, sang anak berpikir bahwa jadi astronot itu sulit.

Setelah itu, jika ditanya tentang cita-citanya kembali, anak akan mengubah impiannya dari semula. Misalnya, dari astronot menjadi pilot. Namun, rutinitas pernyataan orangtua ikut menyesuaikan diri, “Kalau mau jadi pilot, harus bangun pagi.”, “Kalau mau jadi pilot, musti rajin belajar.” Atau, “Kalau mau jadi pilot, jangan tidur malam-malam.” Akhirnya, sang anak menyerah. Ketika ditanya kembali apa cita-citanya, anak mengangkat bahu dengan acuh tak acuh. Sepertinya anak kapok memiliki cita-cita karena dirasa telah membebani hidupnya.

Anak tidak perlu ditekan keras untuk menjadi pintar dan maju. Yang terpenting ialah membukakan potensi dirinya, membantu mengembangkan minatnya, memfungsikan kecerdasan otaknya, dan memberikan berbagai stimulasi positif demi perkembangan alam bawah sadarnya. Semua anak memiliki peluang menjadi seperti Einstein, Thomas Alfa Edison, Bill Gates, B.J. Habibie, atau Steve Jobs. Benarkah seperti itu? Benar.

Jika Anda ingin tahu caranya, silakan intip metodenya di dalam buku “Mencetak Superman Masa Depan” terbitan VisiMedia. Buku ini akan mengajak Anda memahami anak sebagai anugerah yang memiliki potensi dahsyat yang bisa dikembangkan menjadi seorang yang jenius. Di dalamnya, Anda akan menemukan banyak hal mengejutkan tentang pendidikan anak dan mengetahui hal apa saja yang terbaik untuk anak.

Buku ini ditulis oleh Ir. Hartono Sangkanparan yang juga akan membantu menemukan berbagai kesalahan fatal yang sebagian besar masih sering dilakukan oleh orangtua atau pengajar. Ia juga memberikan teknik penerapan prinsip-prinsip kecerdasan manusia agar anak menjadi lebih menghargai dan menghormati orangtua dan guru. Lebih jauh lagi, penulis juga memberikan teknik tepat dalam mencetak kecerdasan finansial untuk anak. Harapannya, agar anak Anda dapat menjemput masa depannya dengan bekal kecerdasan dan ilmunya sehingga menemukan kesuksesan.

 

Write a Reply or Comment