Soal cinta sepertinya memiliki dua sisi yang mesti disiapkan bagi kamu yang berani menceburkan diri dalam urusan percintaan. Pertama, siap patah hati dan tersakiti, dan kedua, jika berjodoh siap memiliki. Jika kedua hal ini sudah bisa kamu “pegang”, setidaknya kamu akan belajar tentang persiapan, keikhlasan, dan kerelaan. Hal ini mudah dikatakan, tetapi sungguh tidak mudah dalam praktiknya.
Dalam sudut pandang sains, seperti yang pernah diulas National Geographic, ada penelitian tentang “cinta kimiawi”. Dalam hal ini dibahas, seseorang yang mengalami jatuh cinta berkaitan dengan proses kimiawi dalam tubuhnya. Ketika kadar dopamin menurun, cinta yang membara pun menurun. Disimpulkan juga “cinta kimiawi” tidak bertahan lama, sifatnya temporer.
Nah, bagi yang percaya hal ini, sebaiknya hati-hati membedakan perasaan cinta sesungguhnya dengan perasaan cinta yang temporer. Kamu perlu memeriksanya.
Mengatasi Patah Hati
Patah hati nyaris tidak ada obatnya, selain mindset dan waktu yang akan menjawabnya. Segera ubah dan periksa sudut pandangmu ketika mengalami hal yang tidak mengenakkan seperti ini. Misalnya, perasaan ditolak bisa disebabkan banyak hal, seperti cinta kimiawi yang temporer, calon pasanganmu memiliki pilihan lain, atau orangtua pasanganmu tidak cocok denganmu.
Yang lebih utama dan mesti diingat adalah kembali dan menerima qada dan qadar Allah SWT. Rasulullah SAW telah bersabda dalam H.R. Muslim dan At Tirmizi bahwa, “Allah telah menuliskan takdir mahluk-mahluk sebelum penciptaan langit dan bumi selama lima puluh ribu tahun.” Jika qadar (takdir) sudah ditetapkan Allah SWT, yang harus kamu lakukan adalah menerimanya dengan hati yang lapang sambil mengupayakan qada masa depanmu lebih baik.
Dengan mengingat hal tersebut, harapannya kamu tidak terlalu patah hati atau putuh asa. Dalam Alquran surah Al-Hijr: 56 disebutkan, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.”
Dalam pendekatan ilmu agama, cinta kepada seseorang dilandasi karena cinta kepada Allah. Seseorang yang yakin dan percaya kepada Allah, mewujud kepada cinta kepada ciptaan-Nya.
Beberapa ciri mencintai karena Allah SWT sebagai berikut:
Orang yang mencintaimu karena Allah pasti akan berdoa dan berusaha agar kamu bahagia di dunia dan akhirat.
Jika kamu mencintai karena Allah SWT, pasti kamu ingin cintamu diridai oleh-Nya. Kamu akan mengikuti semua perintah Allah SWT karena kamu berharap Allah meridakanmu.
Dalam segala tindakan ia selalu meminta petunjuk Allah. Jika ia gagal, dia tahu Allah sedang menyelamatkannya dari sesuatu yang buruk. Sebaliknya, jika berhasil, ia selalu yakin usahanya bukanlah apa-apa, karena semua hal diluluskan oleh Allah.
Berprasangka baik kepada Allah SWT sangatlah penting. Hal ini membuatmu selalu berusaha dan belajar dalam kondisi yang positif dan berharap lebih baik. Dari Abu Hurairah R.A., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman yang artinya, “Aku sesuai dengan prasangka hamba kepada-Ku.”
Bangkitlah, gunakan energi dari rasa putus asa, patah hati, dan kecewamu untuk menjadi insan yang lebih baik dan meraih apa yang kamu dambakan dengan lebih baik.
Posisi salah dalam menyusui akan berdampak bayi tidak cukup mendapat asupan ASI. Efeknya bisa menyebabkan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku masakan terbitan…
Dalam rangka menyambut new year & lunar new year 2020, setiap pembelian buku parenting terbitan…
Foto http://ad.rekrutmen-tni.mil.id/ Ini panggilan khusus dari negara untuk kamu yang saat ini berusia 17--22 tahun.…
Berbincang “Kari”, bisa mengacu pada tiga makna. Pertama, kari sebagai masakan. Kedua, nama daun Kari.…
Banyak jenis puding yang biasanya terbuat dari bahan agar-agar. Untuk resep kali ini, puding tidak…