Mommy, pasti Mommy bingung jika bayi dan anak Mommy mengalami gerakan tutup mulut (GTM). Anak susah makan kadang membuat banyak orangtua panik. Akibatnya, ada orangtua yang menuruti saja apa kemauan sang anak. Solusi instan yang biasa dilakukan para orangtua adalah membiarkan anak makan mie instan dan junk food kesukaannya terus-menerus.
Tentu saja, jika hal ini terjadi terus-menerus tidaklah baik bagi pertumbuhan dan kesehatan anak dan bayi Anda. Mommy bijak perlu berpikir jangka panjang. Junk food, seperti makanan siap saji, tidaklah sehat.
Temukan dahulu faktor menyebabnya anak susah makan. Banyak sebab bayi atau anak susah makan, salah satunya bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Saat anak sedang sakit, biasanya nafsu makan pun menurun. Ada lagi akibat trauma atau faktor lain.
Penyebab Gerakan Tutup Mulut
Penyebab gerakan tutup mulut (GTM) pada bayi menurut penelitian multisenter IDAI adalah inappropiate feeding practice atau perilaku makan yang tidak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia. Sering kali, hal ini terjadi sejak fase penyapihan atau waktu dimulainya MPASI. Pemberian makanan yang benar harus memerhatikan beberapa hal, seperti:
- tepat waktu,
- kuantitas dan kualitas makanan,
- kebersihan penyiapan dan penyajian makanan,
- serta harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Pemberian makanan sesuai tahapan perkembangan anak mencakup tekstur makanan dan perbandingan makanan padat serta cair.
Tip Mengatasi Susah Makan
Ketika anak Mommy mengalami GTM, jangan memaksanya makan atau justru membiarkannya tidak makan dengan memberikannya susu saja. Ingat Mom, setelah 6 bulan masa ASI eksklusif, anak Mommy harus mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dari makanan, diawali dengan MPASI.
Lakukan hal ini untuk mengatasi aksi gerakan tutup mulut (GTM) si kecil:
- Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan (camilan) yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali camilan. Susu dapat diberikan dua atau tiga kali sehari (500—600 ml/hari).
- Batasi waktu makan. Tidak boleh lebih dari 30 menit.
- Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan anak makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan.
- Dorong anak untuk makan sendiri. Jika anak menunjukkan tanda tidak mau makan, tawarkan kembali makan tanpa memaksanya. Jika setelah 10—15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.
Jangan lakukan hal ini kepada anak:
- Jangan memaksa anak makan, apalagi sampai memarahinya.
- Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan, atau naik sepeda.
- Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan.
- Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.
Tip di atas dikutip dari buku “100+ MPASI Hits Instagram Pilihan Mommy”. Buku ini ditulis oleh founder akun Instagram @mpasibayisehat, Dinda Dara Saskia dan 44 Mommy kontributor. Buku ini memberikan semua jawaban atas permasalahan yang sering dihadapi Mommy yang sedang memberikan MPASI usia 6—24 bulan. Dari resep makanan yang sehat, cocok, dan pas gizinya untuk anak Mommy, hingga makanan bayi yang praktis namun tetap sehat di saat traveling. Selain itu, buku terbitan Visimedia ini ada berbagai solusi masalah bayi yang sedang alergi, sariawan, dan GTM.
Yuk Mommy, simak dan koleksi buku ini dan dapatkan di toko buku kesayangan Mommy di mana saja.