Perawakannya kecil, pendek, gemuk, berpipi bulat, berwajah baby face, dan selalu membawa payung sambil berkeliling Inggris. Siapa yang menyangka, sosok yang berprofesi sebagai pastor itu ternyata seorang detektif? Ya, dialah Pastor Brown.
Pada zaman klasik, sosok seorang detektif begitu identik dengan kaca pembesar, tangguh penuh pesona dengan pistol di saku. Namun, G. K. Chesterton sukses menciptakan tokoh detektif yang keluar dari pakem pada saat itu.
Terinspirasi dari seorang pastor Katolik Roma asal Irlandia bernama Pastor John O’Connor, Chesterton akhirnya menciptakan tokoh detektif berlatar belakang pelayan gereja yang tampak polos dan lugu, tetapi sebenarnya tahu banyak tentang dunia kriminal dibandingkan dengan para kriminalis itu sendiri.
Seri pertama cerita detektif Pastor Brown ini dipublikasikan dengan judul Valentin Follows a Curious Trail atau The Blue Cross pada tahun 1910. Dengan penampilannya yang mencengangkan dan cenderung jenaka, Pastor Brown sukses memikat para pembaca pada saat itu.
Berbeda dengan detektif pada umumnya, analisis Pastor Brown selalu berusaha menempatkan diri seolah-olah ada dua pelaku kejahatan. Hal inilah yang membuatnya mampu memecahkan kasus-kasus pelik yang awalnya tampak sederhana dan remeh.
Selain itu, rasa empati dan kasih sayang yang dimiliki, terkadang membuat Pastor Brown melepaskan pelaku kejahatan tanpa melaporkannya kepada pihak kepolisian. Hal inilah yang membuat Flambeau meninggalkan profesinya sebagai seorang pencuri hebat asal Prancis. Kini, Flambeau beralih menjadi detektif swasta yang sering memcahkan kasus bersama Pastor Brown.
Nah, jika Anda salah satu penggemar cerita detektif, buku The Innocence of Father Brown terbitan Visi Media ini bisa menjadi salah satu referensi yang menarik untuk dibaca. Dalam buku ini ada 12 kasus penuh kejanggalan yang harus dipecahkan Pastor Brown bersama Flambeau. Baca, nikmati, dan rasakan sensasi bertualang bersama sang pastor dan sang mantan pencuri. Selamat membaca!