Shopping Cart

Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Blog

Menilai Kepahlawanan Bung Tomo

Pada dekade 80-an, satu-dua tahun setelah Mas Tom wafat, DPRD I Jawa Timur mengusulkan agar Mas Tom diangkat menjadi pahlawan nasional. Pada waktu itu yang mengusulkan adalah Pak Blegoh Soemarto, Ketua DPRD. Namun, Menteri Sosial Nani Soedarsono waktu itu mengirimkan surat kepada saya yang isinya menolak usulan tersebut dengan alasan Bung Tomo tidak menjadi pahlawan nasional karena beliau pahlawan lokal. Lebih dari 36 tahun sejak proklamasi dikumandangkan oleh Bung Karno, dan Bung Tomo saat berjuang, kini dia telah kembali ke tumpah darahnya, dan haribaan Yang Maha Pencipta. Aku tidak mengira, walau kurun waktu telah lewat selama itu, Bung Tomo disambut gegap gempita. Rakyat berderet sepanjang jalan, tukang-tukang becak berdiri membariskan becaknya dengan teratur di pinggir-pinggir jalan. Semuanya memberikan ucapan selamat jalan menuju kehidupan abadi. Upacaya penyerahan jenazah dilakukan oleh pejabat tinggi dari Pusat kepala Gubernur Jawa Timur. Lalu disemayamkan sebentar di Gubernuran.

Arek-arek Surabaya menyambut dan mengantarkannya ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Umum Ngaggel.

Itulah memang yang dikehendaki Bung Tomo, selama hidupnya selalu dekat dengan rakyat dan matinya pun dimakamkan di tempat rakyat jelata. Walau Bung Tomo berhak dimakamkan di Taman Pahlawan, tetapi dia memilih di tengah rakyat yang menjadi pahlawan dalam pembangunan. Ya, itulah yang dikatakan oleh Bung Tomo, rakyat adalah pahlawan pembangunan.

Pada dekade 80-an, satu-dua tahun setelah Mas Tom wafat, DPRD I Jawa Timur mengusulkan agar Mas Tom diangkat menjadi pahlawan nasional. Pada waktu itu yang mengusulkan adalah Pak Blegoh Soemarto, Ketua DPRD. Namun, Menteri Sosial Nani Soedarsono waktu itu mengirimkan surat kepada saya yang isinya menolak usulan tersebut dengan alasan Bung Tomo tidak menjadi pahlawan nasional karena beliau pahlawan lokal.

Perjuangan kemerdekaan adalah suatu kisah heroik, yang panjang, yang penuh dengan pengorbanan. Bumi Indonesia disuburi dengan siraman darah pejuang yang tidak kenal menyerah. Hari kemerdekaan ternyata mahal karena tebusannya adalah nyawa.

Buku Bung Tomo Suamiku karya Sulistina Sutomo yang diterbitkan VisiMedia Pustaka ini mengulas beberapa kenangan yang serat berisi peristiwa-peristiwa dari yang menegangkan sampai yang lucu, juga dari yang pahit sampai yang manis-manis.

Write a Reply or Comment